5 PERNYATAAN PENTING UNTUK PACAR KETIKA SUDAH SERIUS!



Pertanyaan penting untuk pacar, pertanyaan wajib untuk calon suami, pertanyaan penting saat taaruf, pertanyaan penting sebelum menikah, pertanyaan wajib sebelum menikah, pertanyaan wajib untuk calon suami 

Memasuki umur banyak mulai menerima undangan pernikahan, kadang mulai mempertanyakan bagaimana hubungan dengan pasangan yang sekarang? Nah setelah beberapa kali ngobrol sama temen ternyata masih banyak yang bingung untuk menanyakan Pertanyaan penting untuk pacar atau calon pasangan ketika mulai serius menjalin hubungan. Apalagi kalau sudah serius, sudah engga muda lagi jadi engga bisa bercanda dengan hubungan ala-ala abg tanggung, karena dinamika setelah pernikahan itu nyata dan meski sudah pacaran lama kadang masih banyak atau aja ada yang kaget-kaget dengan pasangan sendiri.

Sejujurnya, pertanyaan ini aku "amati" sendiri dari melihat hubungan pernikahan kakak-kakakku dan orang terdekat yang sering curhat maupun aku amati, bukan merupakan dari "psikolog" maupun ahli manapun. 100% aku amati jadi mungkin bisa disesuaikan dengan preferensi masing-masing ya, semoga bisa membantu kamu yang mau mulai serius dalam hubungan yah! 

Tapi beberapa peraturan ketika menanyakan pertanyaan ini, 

A. Harus dalam emosi stabil 
B. Harus dengan pemikiran yang terbuka, jangan langsung menjudge pasangan karena semua orang pasti punya masa lalu guys!
C. Kalau perlu Tanda Tangan Kerahasiaan :") 
D. Dengan pemikiran terbuka, pahami bahwa ini adalah untuk kebaikan kamu dan masa depan kamu, jadi jangan langsung di terima tapi dipikirkan baik-baik.
E. Komunikasikan ke pasangan terlebih dahulu agar hubungan dapat berjalan baik, terlepas dari jawaban dengan keputusan kamu dimasa mendatang. 


1. PAHAMI SUDUT PANDANG AGAMA & POLITIK

Pertanyaan pertama seperti sila pertama, apakah yang kamu imani, alias percayakan? Dengan pemikiran terbuka, bebas banget kalau pasangan kamu agamanya hanya di KTP, ataupun aliran keras kepercayaan, tetap dihargai tapi apakah kamu melihat dengan cara yang sama? Hal tersebut harus dibahas agar tidak menjadi masalah dijangka panjang.

- Misalnya kalau pasangan kamu agama-nya sama, tapi dia aliran lain, apakah kamu terima?
- Misalnya kalau pasangan kamu mengharuskan anak perempuannya wajib disunat juga, apakah kamu terima?
- Misalnya pasangan kamu agaman/kepercayaanya punya tradisi khusus yang mengharuskan perempuan/laki-laki bersikap sesuatu?


Cari tau selengkapnya agar kemudian kamu bisa memahami pasangan kamu dan keluarganya agar tidak ada perselisihan dimasa mendatang, kamu bisa menciptakan green flag atau red flag versi kamu ketika berdiskusi ini, tentunya kamu dan pasangan punya latar belakang dan preferensi masing-masing. 


2. PAHAMI PACE DALAM HIDUP SERTA KEBIASAAN KECILNYA

Hal ini menurut aku paling krusial tapi sering dilupakan, tanya kebiasaan kecil yang dia lakukan?

a. Biasanya bangun pagi atau siang? apakah akan terganggu kalau dia bangun ketika kamu kerja? 

b. Biasanya menggunakan AC berapa lama? atau bisa diruangan dingin? Beberapa kejadian ada pasangan yang engga bisa dingin, ketika pasangan lainnya harus nyala AC 24 jam :")

c. Biasanya sarapan apa pagi-pagi? malem-malem? olahraga rutin?

Banyak orang yang skip, makan pagi, ketika dikeluarga yang lain selalu disediakan masakan dipagi hari sangat lengkap. Kalau posisinya si istri mungkin nyari makan beli, eh kalau suami? Istri harus latihan deh masak pagi-pagi buat suami, tapi tentu bisa didiskusikan lagi apakah suami berkenan kalau dimasakin istri sesekali sisanya beli? 

Bisa juga ada yang weekend dipakai untuk bermalas-malasan, sementara ada yang pake weekend untuk beres-beres rumah. Kalau beda, bisa bentrok, satu ngirang yang lain malesssss. Sementara yang satu ngira yang lainnya "ga bisa istirahat". 

Hal-hal sesederhana baju cucian harus ditaro keranjang, kunci pintu rumah, siapa yang isi air galon, sampeeeee bisa ngurus rumah sampe mana kalau engga pake embak juga penting. Sepenting siapa yang bisa belanja kepasar? hahaha. 


3. PAHAMI MISI VISI & KEUANGAN

Hal paling krusial yang wajib juga dipertanyakan adalah soal tujuan hidup, hihi makin berat ya. Hal ini tentunya bisa berubah, tapi biasanya pasangan sering kali punya prinsip-prinsip dan norma hidup yang dia miliki dari kecil hingga besar. Terutama dari tingkat pendidikan, eitsss.. tapi bukan berarti orang yang sekolah sampe S2 lebih baik dari yang tamatan SD ya! Jangan salah, ini tricky banget karena gelar belum tentu menunjukan intelektualitas dalam berfikir. Contohnya banyak itu para Koruptor hehe.. 

Misalnya pasangan yang lahir dari keluarga broken home, mungkin punya pandangan yang agak berbeda dengan yang utuh dari dulu dan harmonis, jadi musti dicheck apakah cara kalian mencintai sebetulnya sama dengan visi hidup kedepannya. Misalnya?


A. Apakah kamu cenderung mau hidup berpetualang dimasa tua?

B. Apakah kamu cenderung mau punya rumah dihari akhir hingga pensiun dipinggir gunung/pantai?

C. Apakah kamu mau punya anak banyak atau malah child-free?

D. Apakah kamu mau hidup dengan keluarga besar di sebuah rumah?

E. Apakah kamu mau hidup lebih sustainable, jadi harus milah sampah, bawa tempat makan sampe kemana-mana bawa tas sendiri?

F. Apakah kamu mau jadi belajar jadi father figure yang baik karena aku ga punya? 

G. Apakah kamu mau rutin liburan setiap tahun ke luar negeri?

Serta segelintir cita-cita dan mimpi dihari tua kamu bisa jadi tolak ukur, ya PR kalau belom punya sih hihi. Makanya kadang ketika kita mencintai orang kita jadi belajar mencintai dan menemukan diri sendiri, lebih baik kalau sudah tau. 

Selanjutnya keuangan, PENTING BANGET! 

"Kalau menikah mendatangkan rezeki, kenapa banyak yang bercerai karena masalah ekonomi?" 

quotes ini melekat banget diotak aku, karena memang tingkat perceraian tinggi karena ekonomi. Sejatinya banyak yang lupa kalau rezeki itu bukan cuma materi dan uang. Makanyaaa kenapa ini satu line dengan visi misi! Karena mengatur uang bagian dari jangka panjang untuk keluarga, bukan sekedar harta si A dan si B. Jadi harus punya tujuan jangka panjang yang dievaluasi kaya pemerintah, tahunan sampe lima tahunan!

A. Siapa yang pegang uang?

B. Berapa gaji kamu? 

(buat aku ini no debat, harus terbuka! karena kita jadi tahu alokasi dana bisa gimana, kalau perlu pake financial planner. Kecuali kondisi khusus misalnya ada mental illness yang bikin salah satu pihak jadi over consumtive dkk).

C. Perencanaan keuangan keluarga akan seperti apa? 

- misalnya 50% tabungan, 20% cicilan, 10% biaya harian, 10% tabungan pendidikan anak, dan 5% zakat serta buat orang tua dan sisanya buat dana darurat. 

D. Instrumen/Investasi keuangan apa yang dijalankan?

E. Asuransi dan dana tua gimana? haji umrah? 


4. PAHAMI PANDANGAN SEKSUAL & PREFERENSINYA

Kalau ini lebih mencoba terbuka dengan segala kemungkinan pasangan kamu, semua orang punya cerita masa lalu maupun preferensi seksual yang beragam. Mungkin belum di eksplore ataupun sudah, bisa terbuka disini ketika benar-benar serius tapi jangan dipaksa. Mungkin kamu bisa jelaskan baik-baik dari awal kenapa menurut kamu ini penting agar kedepannya lebih mudah. 

Dalam hubungan yang dewasa ada istilah, 

- close relationship : berhubungan hanya dengan satu pasangan 

- open relationship : berhubungan dengan satu pasangan, namun secara seksual aktif dengan orang lain 

Hal ini sering kali ditutupi kalau di Indonesia karena rada tabu, ibaratnya selingkuh tanpa perasaan. Sering banget terjadi ketika pasangan LDR. Nah, hal kaya gini engga ketahuan kalau misalnya engga sama-sama terbuka. Selain itu mungkin teman-teman familiar dengan film kaya 50 shade of grey, dimana pasangannya menggunakan peralatan ketika berhubungan, di Indonesia juga lumayan banyak nih pasarnya, kalau engga, ya ga laku di Indonesia film-nya 👀. Jadi sebelum kaget baiknya dibicarakan baik-baik. 

Sekali lagi, ini dibicarakan untuk kepentingan bersama, bukan untuk menyebar aib apalagi menjatuhkan yah. Jangan jadi sarana mengancam atau merendahkan lawan bicara ya, apapun kondisinya diterima dengan baik untuk diri sendiri dimasa mendatang. 


5. PAHAMI KELUARGANYA 

Terakhir, kalau orang jawa bibit bebet bobot. Ternyata masuk umur segini, baru kepikiran nih kenapa penting? Ternyata karena menikah bukan cuma aku dan kamu, tapi keluargamu dan keluargaku. 

Wah banyak banget cerita yang mengatas namakan nurut ibu dari pihak suami, akhirnya istri kayak menderita banget, harus kerja, punya anak diurus dengan baik, dan suami juga terurus tanpa pembantu. 

Tapi engga sedikit suami yang dituntut mertua biayain bahkan sampe adek si perempuan sampe kuliah, ataupun mampu bayarin keluarga perempuan sampe liburanpun. 

Oleh sebab itu, hal-hal seperti itu perlu didiskusikan, apalagi kalau setelah menikah akan nebeng disalah satu rumah pihak pasangan. Mungkin engga akhirnya malah bikin sedikit konfilik, entah anaknya yang engga dirawat selayaknya keluarganya merawat sang anak. Entah anaknya engga dilayani selayaknya saat masih dirumah keluarga. 

Bahkan engga jarang keluarga yang saling iri karena sang anak lebih sayang dengan pasangan dibandingkan orang tua. Nah... bisa ditanya tuh kaya, 

A. Kalau misalnya istri engga kerja, kalau mau bagi uang buat keluarga istri gimana?

B. Kalau misalnya di rumah masih prihatin, belum ada mbak, kerjaan dirumah gimana?

C. Rumah bisa ngekos/ngontrak dulu atau harus tinggal dirumah ibu?

D. Bisa engga kalau suami cuma ngebayarin adik jajan aja, karena tanggung jawab nafkah masih ada diorang tua yang hidup => apalagi kalau anak yatim misalnya, ada dikeluarga ayah (kalau islam).

E. Terdengar lucu, tapi keluarga kamu lebih ke open satu dengan lainnya, atau rada gengsi dan musuhan?

F. Apakah aku bisa mempercayakan keluarga kamu, terutama soal pinjam meminjam uang dan sebagainya?


Nah, itulah pertanyaan yang mungkin bisa ditanyakan dan tentunya lebih banyak lagi, namun secara garis besar ada 5 topik diatas yang bisa kamu tanyakan untuk permulaan ketika sudah masuk tahap yang serius dengan pasangan. Dari sana kamu bisa mempertimbangkan apakah dari 5 tadi, masih bisa ditoleransi oleh kamu atau sudah sangat red flag, alias sudah beda arah bubar jalan. Kalau memang sudah tidak sesuai, secara relaitas, yasudah mungkin hubungannya bisa dipertimbangkan secara matang-matang. 

Kalau menurut aku sendiri, minimal 3 syarat diatas dipenuhi dengan baik secara logika, soalnya hubungan itu sampai puluhan tahun. Kamu engga akan mau berantem cuma karena hal-hal yang sudah kamu ketahui dari awal selama pulihan tahun, karena pasangan itu saling dukung dan membahagiakan bukan? Jangan asal cinta tapi nantinya penuh dusta. masing-masing terluka huakakak. 

Yaudah sekian pertanyaan penting untuk pacar a.k.a calon suami/istri, agar bisa jadi pertimbangan! Next kita bahas prenup kali ya? Komen yah!







1 komentar:

  1. halo tiara, salam kenal. setuju banget sama poin-poin yang disebutkan di atas. terutama poin pertama, karena saat ini aku juga lagi mempersiapkan pernikahanku. sebelum kami mempertemukan kedua belah pihak keluarga, hal yg paling krusial untuk dibahas emang soal "aliran agama"

    BalasHapus